BedahOrthopedi (Konsultan Spine/Tulang Belakang) Dr. Ifran Saleh, Sp.OT (K-Spine) adalah konsultan orthopaedi dan traumatologi dengan subspesialisasi tulang belakang. Setelah menyelesaikan spesialisasi orthopaedi dan traumatologi dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia tahun 1991, beliau melanjutkan pendidikan di Singapura. BerandaKesehatan RSUD Sumenep Miliki Dokter Specialis Ortopedi Tulang belakang. RSUD Sumenep Miliki Dokter Specialis Ortopedi Tulang belakang. Redpel beritalima. Rabu, 3 Agustus 2022 | 19:26 WIB. 500 views. Kasi Humas RSUD. Dr H. Moh. Anwar Sumenep Arman Andika Putera , SKM. M.Kes DokterSpesialis Bedah Ortopedi dan Traumatologi atau Dokter Ortopedi adalah dokter yang memiliki fokus untuk menangani cedera dan penyakit pada sistem muskoloskeletal tubuh, mencakup tulang, sendi, tendon, otot, ligamen, dan saraf. Penyakit Apa yang Bisa Ditangani Dokter Spesialis Ortopedi? Penyakit yang ditangani dokter ortopedi, di antaranya: cash. Jakarta Dokter ortopedi adalah dokter menangani cedera dan penyakit pada sistem muskuloskeletal tubuh, antara lain tulang, sendi, tendon, otot, pembuluh darah, dan saraf. Cedera ini umumnya terjadi karena olahraga, kecelakaan, ataupun penyakit tertentu. Jadi dokter ortopedi tidak hanya menangani patah tulang saja, tetapi seluruh anggota gerak tubuh. Kamu perlu mengenal tentang dokter ortopedi agar tidak salah mengambil tindakan terkait kesehatan anggota gerak tubuh, khususnya tulang dan persendian. Berikut rangkum dari berbagai sumber, Jumat 15/5/2020 tentang dokter ortopedi sebagai spesialis penanganan masalah anggota gerak tubuh. Ortopedi adalah cabang ilmu kedokteran yang mengobati dan mencegah berbagai penyakit atau gangguan pada sistem muskuloskeletal, yaitu sistem pergerakan tubuh yang melibatkan fungsi tulang, persendian, ligamen, otot, pembuluh darah, saraf, tendon, serta tulang belakang. “Salah satu kasus yang mungkin cukup sering ditangani dokter ortopedi adalah cedera pada atlet. Seperti yang kita tahu, atlet rawan terkena cedera akibat aktivitas olahraga yang dijalaninya. Di sinilah salah satu peran dokter spesialis ortopedi,” ujar Nicolaas Budhiparama MD., PhD., SpOT K. Di samping itu, seorang dokter ortopedi juga menangani pasien dari segala usia, mulai dari bayi hingga orang lanjut usia lansia.Gangguan Kesehatan yang Ditangani Dokter Spesialis OrtopediSeperti yang telah disebutkan sebelumnya, dokter ortopedi menangani gangguan sistem muskuloskeletal, antara lain Gangguan pada tulang, antara lain infeksi, fraktur patah tulang, osteoporosis, tumor, dan kelainan bentuk tulang. Gangguan pada persendian, seperti nyeri sendi, pembengkakan sendi, radang sendi, cedera meniscus, robekan ligamen, bursitis, ataupun dislokasi sendi cerai sendi, tendinitis, yang bisa terjadi baik di lutut, bahu, atau sendi lainnya. Gangguan pada tulang belakang, seperti nyeri punggung, skoliosis, cedera dan patah tulang belakang. tumor atau infeksi tulang belakang. Gangguan pada kaki dan pergelangan kaki. Jepitan saraf baik pada tulang belakang atau tempat lainnya seperti pergelangan tangan carpal tunnel syndrome, siku, atau pada anggota gerak lainnya. Penyakit yang mengenai otot atau jaringan lunak, meliputi atrofi, cedera otot dan jaringan lunak, infeksi jaringan lunak, hingga tumor atau kanker jaringan lunak. Penyakit degenerative atau penuaan yang biasanya terjadi di sendi, baik itu sendi besar seperti lutut, pinggul, bahu ataupun sendi kecil seperti tulang belakang, jari-jari kaki dan tangan, dan sendi lainnya Dengan mengenal berbagai masalah yang dapat ditangani dokter ortopedi tersebut, kamu tentunya tidak perlu bingung lagi dalam penanganan masalah pada anggota gerak tubuh. Waktu yang Tepat untuk Konsultasi ke Dokter Spesialis OrtopediMengenali gejala penyakit dan waktu yang tepat untuk berkonsultasi ke dokter spesialis ortopedi sangatlah penting. Bagaimana tidak, masalah pada tulang dan sendi, ataupun anggota gerak tubuh lainnya perlu segera ditangani. Kamu sangat disarankan untuk melakukan konsultasi jika mengalami masalah pada sistem muskuloskeletal, meliputi otot, tendon, saraf, tulang, sendi, dan ligamen. Berikut beberapa gejala yang menandakan kamu perlu melakukan konsultasi ke dokter spesialis ortopedi Mengalami nyeri otot, sendi, atau tulang yang menetap dan tidak membaik setelah beberapa hari. Patah tulang Pembengkakan sendi, otot, atau jaringan lunak yang disertai nyeri, dan panas ketika disentuh. Mengalami cedera fisik yang menimbulkan nyeri, kesulitan bergerak, atau luka terbuka disertai patah tulang. Kaku otot, sendi, atau tulang. Kesemutan atau mati rasa pada bagian tubuh tertentu. Perubahan bentuk sendi dan tulang yang mengakibatkan kesulitan beraktivitas sehari-hari. Bentuk lutut yg mirip dgn huruf O atau X Persiapan Sebelum ke Dokter Spesialis OrtopediJika kamu ingin melakukan konsultasi dengan dokter spesialis ortopedi, kamu perlu memperhatikan beberapa hal penting. Berikan keterangan atau informasi yang tepat agar dokter dapat memberikan diagnosis dan pengobatan yang tepat pula. Selain itu, memilih dokter yang terpercaya juga penting dalam pengobatan. Perhatikanlah beberapa hal penting berikut ini. “Pertama, sebaiknya kamu mencatat keluhan apa saja yang kamu alami. Ingat kembali aktivitas apa saja yang kamu lakukan sebelumnya, terutama yang menyebabkan cedera. Kumpulkan riwayat medis yang lengkap, termasuk riwayat pengobatan atau riwayat penyakit tertentu. Hal ini sangat berguna bagi dokter untuk mendiagnosis penyakit apa yang sebenarnya kamu sedang alami,” papar dr. Imelda, SpOT. Kemudian, kamu disarankan juga untuk meminta rekomendasi dari orang yang kamu percaya atau dari dokter umum dalam memilih dokter ortopedi. Cara lain jika kamu masih belum yakin adalah dengan membaca ulasan dari blog atau internet, setidaknya kamu bisa melihat portofolio dokter tersebut. Cari tahu terlebih dahulu, bagaimana pengalaman dan penilaian dari beberapa pasien yang pernah ditangani oleh dokter yang akan dipilih. Ini akan jadi langkah cermat dalam memilih dokter ortopedi yang Dilakukan Oleh Dokter Spesialis OrtopediIlustraasi foto Liputan 6Dokter ortopedi tentu sudah terlatih untuk melakukan berbagai tindakan medis baik yang membutuhkan tindakan operasi ataupun tidak. Pada masa pengobatan, dokter ortopedi akan melakukan pemeriksaan fisik terlebih dahulu disertai dengan tes penunjang untuk memastikan diagnosis. Pemeriksaan tambahan lain yang mungkin diperlukan antara lain tes darah, analisis cairan sendi, arthrogram, pemindaian tulang bone scan, rontgen foto polos, CT scan, USG dan juga MRI. Bahkan, di RS Medistra sekarang sudah tersedia yang tercanggih dimana dapat dilakukan MRI dinamik yaitu posisi berdiri dan terbuka. Hal ini akan sangat membantu bagi pasien yang menderita claustrophobia takut akan ruangan tertutup. Setelah itu, dokter ortopedi akan melanjutkan pengobatan yang dengan diagnosis dan kondisi pasien. Tindakan non bedah yang dilakukan dokter ortopedi, seperti pemberian obat-obatan, menentukan anjuran olahraga, pemasangan gips, serta merujuk ke bagian fisioterapi. Jika terdapat indikasi, maka dokter ortopedi akan melakukan tindakan operasi atau bedah, seperti Arthoroskopi, yaitu prosedur yang menggunakan kamera dan peralatan khusus yang dimasukkan ke dalam sendi. Prosedur ini perlu dilakukan untuk mendiagnosis dan mengobati masalah seputar persendian. Fiksasi internal, yaitu prosedur untuk memperbaiki patah tulang pada posisi yang tepat dengan menggunakan pelat logam, pin, atau sekrup, saat tulang sedang disembuhkan. Pengkakuan sendi, yaitu prosesmengkakukan sendi dengan memakai pelat yang dibantu dengan pencangkokan tulang Penggantian sendi parsial, total, atau revisi, yaitu prosedur penggantian sendi yang rusak dengan sendi buatan yang disebut prostesis. Tindakan operasi juga dibutuhkan untuk memperbaiki jaringan lunak, misalnya tendon atau ligamen yang robek, atau pembuluh darah dan saraf. Osteotomi, yaitu mengoreksi kelainan bentuk tulang. Amputasi ataupun replantasi penyambungan anggota gerak Rekonstruksi, baik itu ligamen, tulang, ataupun otot. Operasi tulang belakang, meliputi diskektomi, foraminotomi, laminektomi, vertebro / kyphoplasty, meluruskan tulang belakang yang bengkok scoliosis dan penyatuan tulang belakang. Prosedur perbaikan atau peremajaan tulang rawan. * Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan. Menjalankan aktivitas kerja sehari-hari sering kali menimbulkan masalah pada punggung maupun pinggang. Ini bisa terjadi jika seseorang terlalu lama duduk yang akhirnya berdampak pada postur tubuh dan tulang yang biasa dialami meliputi nyeri punggung, bahu, hingga nyeri lengan yang bisa menyebabkan keterbatasan dalam beraktivitas. Kondisi ini bisa diatasi dengan program rehabilitasi rilis yang diterima IDN Times, dr. A. Penny Kusumastuti, SpKFR., dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi Eka Hospital BSD, membagikan informasi terkait rehabilitasi Apa itu program rehabilitasi medik?ilustrasi rehabilitasi medik ThomassenRehabilitasi medik adalah sebuah program terapi intensif yang ditujukan untuk pasien yang mengalami masalah nyeri, gangguan dan penurunan fungsi pada otot, tulang, dan dari pengobatan ini adalah untuk menghilangkan nyeri dan meningkatkan kemampuan fungsional seseorang untuk bisa kembali beraktivitas. Menurut dr. Pennny, hal ini cocok untuk pekerja yang biasa menghabiskan separuh harinya duduk di depan layar. "Terapi rehabilitasi medik dilaksanakan untuk melatih tulang serta otot-otot pasien untuk menjaga kekuatan serta ketahanan sehingga tubuh mampu untuk bekerja dalam jangka panjang," dr. Penny menjelaskan. 2. Bagaimana rehabilitasi medik bisa mengatasi penurunan fungsi fisik?ilustrasi terapi rehabilitasi medik MediaTerapi rehabilitasi medik dipergunakan dalam dunia kedokteran untuk membantu pasien kembali ke dalam kondisi fisik terbaiknya. Gangguan kesehatan seperti sakit punggung, bahu, pinggul, hingga lengan dan kaki dapat dilatih kembali dengan menggunakan alat-alat dari pengamatannya, dr. Penny mengatakan sekitar 80 persen kasus tulang belakang, seperti gangguan postur, nyeri pinggang, nyeri leher, bisa ditangani dengan kedokteran fisik dan rehabilitasi akan memastikan diagnosis dan membuat program terapi yang sesuai kondisi Siapa yang bisa mendapatkan rehabilitasi medik?ilustrasi praktik kiropraktik Ryutaro TsukataBeberapa kasus yang membutuhkan rehabilitasi medik sebagai program pemulihan meliputi Nyeri pinggang atau saraf terjepit HNP. Nyeri leher dan punggung bagian atas. Nyeri bahu akibat sakit karena proses degeneratif atau akibat cedera. Gangguan postur tubuh seperti skoliosis. Amputasilansia dengan penyakit sendi degeneratif seperti osteoartritis dan osteoporosis. Mengalami cedera otot atau tulang seperti patah tulang atau robekan tendon. Pasca stroke. Cedera tulang belakang. Cedera saraf. Pascaoperasi tulang belakang dan operasi ortopedi lainnya. Rehabilitasi medik bisa menjadi pengobatan yang tepat jika kamu memiliki masalah terkait otot, tulang, maupun persendian. Pastikan untuk mendapatkan diagnosis terlebih dahulu agar bisa mendapatkan penanganan yang tepat. Baca Juga Tips Menjaga Kesehatan Tulang Belakang Menurut Pakar Dr. Phedy., K Spine adalah Dokter Spesialis Orthopedi dan Traumatologi, Konsultan Tulang Belakang Eka Hospital BSD. Beliau menempuh pendidikan Kedokteran Umum, Spesialis Ortopedi dan Konsultan Tulang Belakang di Universitas Indonesia Jakarta. Beliau juga aktif menjadi pembicara dan instruktur di berbagai seminar dan workshop baik di tingkat nasional maupun internasional. Beliau juga memiliki banyak penghargaan dan beberapa kali memenangkan Indonesian Orthopaedic Investigator Award. Dr. Phedy., K Spine memiliki keahlian dalam menangani berbagai masalah pada tulang belakang seperti nyeri punggung, nyeri leher, syaraf terjepit, infeksi tulang belakang dan kelainan bentuk tulang belakang baik dengan teknik konvensional maupun dengan teknik minimal invasif. Beliau memiliki ketertarikan khusus untuk kelainan bentuk tulang belakang terutama untuk skoliosis dan kifosis. Pendidikan Medical Doctor, Faculty of Medicine, University of Indonesia, Jakarta, Indonesia Orthopedic, Department of Orthopaedic dan Traumatology, Faculty of Medicine, University of Indonesia, Jakarta, Indonesia Spine Fellowship, Department of Orthopaedic and Traumatology, Faculty of Medicine, University of Indonesia, Jakarta, Indonesia Journal Publication Variation in global treatment for subaxial cervical spine isolated unilateral facet fractures. Eur Spine J. 2021 Apr 2 Preoperative skull tongs-femoral traction versus cotrel longitudinal traction for rigid and severe scoliosis Cohort study. Ann Med Surg Lond. 2021 Cross-cultural adaptation and psychometric validation of the Indonesian version of the Oswestry Disability Index. Eur Spine J. 2021 Apr;3041053-1062 A posterior-only approach for treatment of severe adolescent idiopathic scoliosis with pedicle screw fixation A case series. Eur Spine J. 2021 Feb;302517-523 Regional and experiential differences in surgeon preference for the treatment of cervical facet injuries a case study survey with the AO Spine Cervical Classification Validation Group. Eur Spine J. 2021 Feb;302517-523 An unusual case of extensive contiguous cervicothoracic spinal tuberculosis involving fourteen damaged segments A Case report. International Journal of Surgery Case Reports. 6 February 2020. Motoric Recovery After Transplatation of Bone Marrow Derived Mesenchymal Stem Cells in Chronic Spinal Cord Injury A Case Report. American Journal of Case Reports. Am J Case Rep, 2019;20; 1299-1304. Submuscular gluteal abces An unusual presentation of rare sacral tuberculosis. International Journal of Surgery Case Reports 54. 2019;55-59. Hypersentivity to oerthopaedic implant manifested as erythroderma Timing of Implant. International Journal of Surgery Case Reports 49. 2018;110-114. Total hip replacement A meta-analysis to evaluate survival of cemented, cementless, and hybrid implants. World J Orthop. 2017;82192-207. Prevalence and Associated Factors of Musculoskeletal Disorders among Young Dentists in Indonesia. Malaysian Orthop J. 2016;102;1-5. Mesenchymal stem cells implantation in atrophic nonunion of the long bones a translational study. Bone Joint Res. 2016;57287-93. Peran beras angkak dalam mempercepat penyembuhan fracture dengan gangguan vaskularisasi pada Rattus Novergicus. eJ Kedok Indones. 2015;33209-19. Osteotomy in blount disease a systematic review. J Orthop. 2016;133207-9. Osteogenic potency of human bone marrow mesenchymal stem cells from femoral atrophic non-union fracture site. J ClinExperimen Invest. 2014;52159-63. Existence of mesenchymal stem cells in the site of atrophic non-union. Bone Joint Res. 2013;26112-5. Outcome of Cloverleaf Locking Plate Fixation for Femoral Neck Fractures in Young Adults. Malaysian Orthop J. 2012;6130-4. Role of Allogeneic Mesenchymal Stem Cells in Reconstruction of Bone Defect in Rabbits. Med Health. 2011;61 Suppl;166 abstract Mesenchymal stem cells source of isolation, survival in hydroxyapatite-calcium sulphate, and effect in healing of bone defect” Clin Biochem. 2011;4413S295 abstract Role of allogenic mesenchymal stem cells in the reconstruction of bone defect in rabbits. Med J Indones. 2014;2319-14. Do Methicillin Resistant Staphylococcus MRSA Carrier Patients Influence MRSA Infection more than MRSA-carrier Medical Officers and MRSA-carrier Family? Acta Med. 2013;453202-5. Small volume resuscitation in hemorrhagic shock historical and scientific background. J Indones Orthop. 2012;40217-20. Can mesenchymal stem cells survive in hydroxyapatite sulphate? Med J Indones. 2012;1218012. Iliac Crest and Femoral Bone Marrow as the Source of Plastic-adherent Cells. Med J Indones. 2011;202100-4. Organisasi dan pengalaman lain Anggota IOA Indonesian Orthopaedic Association/PABOI Perhimpunan Dokter Spesialis Ortopedi dan Traumatologi Indonesia Anggota Ikatan Dokter Indonesia IDI Editor Jurnal - Indonesian Orthopaedics, 2011 - Sekarang Editor E-Journal Kedokteran - Universitas Indonesia, 2015 - Sekarang Penghargaan Indonesian Orthopedic Investigator Award. Artikel Beliau memiliki keahlian menangani masalah tulang belakang dari nyeri punggung, nyeri leher, saraf kejepit, infeksi tulang belakang hingga kelainan bentuk tulang belakang lainnya. Salah satu keahlian khususnya menangani kelainan bentuk tulang belakang skoliosis. Menariknya dalam pengobatan skoliosis, dr. Phendy menggunakan teknologi canggih berupa robot navigasi dengan akurasi Robot yang menjadi pertama dan satu-satunya di Indonesia untuk kebutuhan operasi skoliosis kemudian disebut juga robot skoliosis. Skoliosis merupakan kelainan tulang belakang dengan bentuk melengkung seperti huruf C atau S di bagian punggung. Kelainan ini jika tak diobati dan dibiarkan akan dapat menyebabkan kelumpuhan. Skoliosis yang parah bisa juga mengganggu fungsi pernapasanparu-paru. Skoliosis ini punya tiga jenis berdasarkan penyebabnya, antara lain 1. Skoliosis idiopatik Skoliosis yang tidak diketahui penyebab pastinya namun jadi kasus yang paling sering terjadi. Umumnya terjadi pada usia remaja meski bisa juga muncul pada bayi dan anak-anak. 2. Skoliosis bawaan Seperti namanya, kelainan tulang punggung ini karena bawaan sejak lahir. 3. Skoliosis neurologis Skoliosis ini disebabkan karena kelainan saraf yang mempengaruhi tulang belakang. Penderitanya mengalami pertumbuhan tidak normal. Ada dua tipe yakni struktural yang disebut bersifat permanen. Serta nonstruktural yang umumnya bersifat sementara dan bisa diperbaiki. Kondisi yang ditangani Berikut ini beberapa gejala skoliosis yang mungkin terjadi dan perlu diwaspadai Tulang belakang melengkung membentuk huruf C atau S Tulang belakang berputar Posisi tubuh yang condong ke salah satu sisi Posisi bahu tidak sejajar atau tidak rata Panggul yang tinggi sebelah Sesak napas Pada penderita dewasa, skoliosis umumnya disertai dengan sakit punggung Salah satu tulang belikat yang tampak mencuat Pakaian sering tidak pas di tubuh Tindakan yang dapat dilakukan Pengobatan dan cara menangani skoliosis tergantung beberapa hal seperti parahnya kondisi, usia, bentuk lengkungan, lokasi lengkungan dan pertumbuhan tulang. Berikut ini penanganan berdasarkan usia 1. Skoliosis pada anak-anak dan remaja Pemantauan kondisi Gips Penyangga punggung Operasi 2. Skoliosis pada orang dewasa Pemberian obat antinyeri Olahraga teratur Suntik obat seperti steroid atau anestesi lokal Penyangga punggung Operasi dr. Phedy, K Spine sebagai tim dokter operasi skoliosis Gatam Institute sudah sangat berpengalaman dalam menangani operasi kelainan tulang belakang yang satu ini. Seperti yang sudah dijelaskan sedikit di atas, dia menggunakan robot skoliosis dalam pengobatannya. Robot Skoliosis Robot Skoliosis atau robot navigasi untuk kebutuhan operasi pasien skoliosis ini pertama dan satu-satunya yang dimiliki Eka Hospital. dr. Phedy jadi salah satu yang ahli menjalankan operasi dengan robot ini. Menurut beliau, pada tahap awal pasien akan menjalani skrining untuk melihat postur tulang belakang serta kalkulasi penempatan screws implan. Robot navigasi akan membantu dokter dalam menentukan lokasi penempatan screws implan di tulang belakang. Prosesnya tetap dilakukan oleh dokter yang berpengalaman. Keunggulan penggunaan robot skoliosis ini memungkinkan operasi jadi minim sayatan, minim cedera dan risiko pendarahan lebih sedikit, mempersingkat waktu operasi, pemulihan lebih cepat, serta radiasi sangat minimal sehingga lebih aman bagi kesehatan. Praktek Eka Hospital BSD Untuk prakteknya, dr. Phedy, K Spine berada di Rumah Sakit Eka Hospital BSD, Tangerang. Jadi kalau Anda mengalami beberapa keluhan skoliosis dan ingin melakukan pengobatan menggunakan robot skoliosis bisa buat janji dengan dr. Phedy melalui layanan WhatsApp Eka Hospital 0-8888-90-5555.

dokter ortopedi spesialis tulang belakang